Manokwari, – Menindaklanjuti surat Insitut Pertanian Bogor nomor 8019 /IT3.L1/PT.01.02/M/B/2021, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari menggelar Focus Group Discussion (FGD) Studi Kelayakan Lokasi Pengembangan Program YESS di Papua Barat secara spesifik meliputi wilayah Kabupaten Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong, Selasa, (26/10/21) secara daring.
FGD itu digelar guna menampung masukkan sejumlah pihak terkait kajian studi kelayakan lokasi Program Pengembangan Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Pemuda di Sektor Pertanian (YESS Programme) yang merupakan kerjasama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat – Institut Pertanian Bogor (LPPM – IPB) dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian-Kementerian Pertanian.
Mengingat Program YESS telah memasuki tahap penggalian data dan informasi di tingkat provinsi dan kabupaten guna memperoleh data dan informasi sebagai dasar self-assessment dan analisis kelayakan.
Pembatasan mobilitas masyarakat yang berakibat pada penurunan aktivitas ekonomi menjadikan diperlukannya sebuah strategi baru dalam pencapaian Program YESS, termasuk strategi perluasan target lokasi pelaksanaan YESS program.
Studi yang dilakukan diharapkan menghasilkan penilaian kelayakan dan rekomendasi lokasi untuk menjadi lokasi tambahan Program YESS.
Salah satu pendekatan yang dilakukan dalam studi kelayakan ini adalah dengan pendekatan FGD. FGD dilakukan secara daring selama 120 menit melalui ZOOM per Provinsi dengan sistem breakout room untuk sesi diskusi self assessment di setiap Kabupaten.
FGD tersebut bertujuan guna mengumpulkan data kualitatif terkait yang tidak dapat diperoleh dari data sekunder dan untuk mengklarifikasi informasi yang terkait serta melakukan self-assessment terkait kelayakan daerah dengan menggunakan kriteria yang diformulasikan oleh pakar.
Melalui program YESS, Kementerian Pertanian mencoba mengajak generasi milenial di Tanah Laut terjun ke sektor pertanian.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, program YESS akan membantu proses regenerasi tersebut. YESS juga bisa meyakinkan generasi milenial untuk menggarap sekor ini.
“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi millennial bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemik ini,” kata Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan, Dedi Nursyamsi, menilai regenerasi harus dilakukan. Karena, dalam waktu sepuluh tahun mendatang sekitar 70 persen petani sudah masuk usia tidak produktif.
“Jadi mau tidak mau harus ada regenerasi petani. Karena itu, suka atau tidak, siap atau tidak pemerintah perlu melakukan regenerasi petani kepada kelompok usia milenial. Meskipun saat ini jumlah kelompok petani milenial belum signifikan, namun kontribusi mereka cukup besar dalam pembangunan dan penyediaan pangan. Kita mengajak kelompok milenial ini untuk turun ke sektor pertanian,” tutur Dedi.
Ia menyakini jika sektor pertanian dikelola dengan baik dan benar, maka pundi-pundi rupiah akan terus mengalir dari usaha tersebut. Apalagi, jika diterapkan dengan cara-cara modern sesuai konteks kekinian. Menyadari tingginya potensi generasi milenial terhadap sektor pertanian, Kementan terus memfasilitasi generasi milennial agar bisa terjun menjadi petani, serta wirausaha pertanian. Salah satu upaya membangkitkan generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.
Wakil direktur I Polbangtan Manokwari, Dr. Oeng Anwarudin, S.Pt.,M.Si sebagai penanggungjawab Program YESS di Papua Barat mengatakan, Studi Kelayakan yang dilakukan IPB ada dua yaitu FGD dan Survey lapangan. FGD telah dilakukan dan IPB sebagai penanggungjawab akan menganalisis hasil FGD dan Survey apakah kabupaten Manokwari dan Sorong layak untuk mendapatkan program YESS tahun 2022 mendatang.
Jika melihat program YESS yang telah terlaksana dibeberapa tempat di Indonesia seperti di Jawa, Kalimantan dan Sumatera, menurut Oeng ada pendampingan petani muda untuk pengusaha dibidang pertanian baik dari sisi pemenuhan sarana prasarana, pelatihan peningkatan kapasitas, kemudian pendampingan hingga petani muda tersebut bisa mandiri berusaha tani.
“Harapannya kita dapat, karena dengan program YESS tersebut, nanti akan ada kegiatan-kegiatan pengembangan kewirausahaan petani muda di Papua Barat,” ungkap Oeng