Junia Cristin Lukas merupakan salah satu mahasiswi Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari melakukan inovasi pada media tanam tanaman anggrek khas Papua.
Memiliki semangat dalam berinovasi dibidang pertanian hortikultura khususnya tanaman hias, Junia mulai tertarik belajar tentang tanaman hias sejak mengikuti program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP) dari Kementerian Pertanian pada tahun 2019.
Berkat semangat dan ketekunannya dalam berinovasi, ia menjadi salah satu finalis program Ilmuwan Muda Papua yang diselenggarakan oleh Yayasan EcoNusa bekerja sama dengan balitbang daerah Provinsi Papua Barat pada September yang lalu.
Yayasan Ekosistim Nusantara Berkelanjutan (EcoNusa Foundation) merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan mengangkat pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia dengan memberi penguatan terhadap inisiatif-inisiatif lokal.
Inovasi yang ia lakukan pada program Ilmuwan Muda Papua berupa pemanfaatan sabut kelapa menjadi kokedama sebagai media tanam tanaman Anggrek Macan Khas Papua guna pelestarian tanaman Anggrek Macan di daerah Papua Barat.
Gadis 20 tahun ini mengatakan bahwa sabut kelapa di daerah Manokwari cukup banyak dan hanya menjadi limbah saja, belum dimanfaatkan secara baik, oleh karena itu ia memanfaatkan sabut kelapa menjadi media tanam kokedama yaitu teknik pembuatan media tanam dari Jepang.
Selain itu, ia juga melakukan survei tentang populasi tanaman Anggrek di daerah Manokwari dan hasilnya hanya terdapat 20an tanaman anggrek yang tumbuh di daerah Manokwari, Papua Barat. Hal ini yang membuatnya ingin melakukan pelestarian tanaman Anggrek Macan dengan menggunakan kokedama karena sabut kelapa sangat baik sebagai media tanam tanaman hias khususnya tanaman Anggrek Macan Khas Papua.
“Tanaman kelapa di daerah Manokwari sangat banyak, limbah sabut kelapa banyak terbuang di pinggiran Pantai pasir putih, Bakaro sampai di Abasi. Sayang sekali jika tidak dimanfaatkan, jika dibiarkan begitu saja akan menjadi pencemaran lingkungan dan polusi.” Ungkap Junia.
Junia menaruh harapan ke depan, agar para petani dan adik-adik tingkat di Polbangtan Manokwari untuk mengembangkan inovasi dan ide-ide yang ada guna melestarikan lingkungan. “Saya berharap adik-adik dapat ikut berkontribusi dan lebih mengembangkan kreativitas nya untuk melakukan penelitian-penelitian yang berguna untuk pelestarian alam dan juga untuk tugas akhir nantinya” Ujar Junia.
Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa ia senang melihat keterlibatan generasi milenial untuk memajukan sektor pertanian.
“Pemuda adalah masa depan bagi bangsa. maka ide, inovasi, kreativitas, dan tingkat kritisnya menjadi sangat penting untuk memajukan bangsa.” Jelas SYL
Senada dengan itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menilai bahwa petani milenial mampu membumikan inovasi teknologi pertanian.
“Inovasi tidak hanya berasal dari hasil penelitian laboratorium saja tetapi juga bisa dari uji coba pengalaman para petani-petani sukses . Hal ini yang menjadi contoh untuk generasi muda pertanian lainnya. Petani yang rajin mengadopsi inovasi teknologi akan berkembang lebih maju dan modern,” kata Dedi
Penulis : Priska Nadia Triadanti