Kementerian Pertanian (kementan) telah mempersiapkan sektor pertanian yang lebih tangguh melalui regenerasi petani. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah berkomitmen untuk menyiapkan sumber daya Manusia (SDM) yang berjiwa wirausaha.
Melalui salah satu program utama kementan untuk menciptakan 2,5 juta petani milenial hingga tahun 2024 mampu menjamin produktifitas, kontinuitas dan ketahanan pangan yang ada di Indonesia.
Syl percaya bahwa petani muda akan menjadi tumpuan masa depan bangsa. “Tidak hanya mahir dalam berproduksi di lahan pertanian tetapi juga mampu melakukan pemasaran produk dengan baik serta mempersiapkan market yang terkoneksi secara digital bahkan menembus pasar ekspor” kata Syl.
Menindak lanjuti hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mendukung penuh regenerasi petani di sektor pertanian. Menurutnya regenerasi pertanian adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan.
“Petani milenial terbukti mampu menguasai sektor pertanian dari hulu hingga hilir. Bahkan, mereka berhasil mendorong sektor pertanian semakin maju, mandiri dan modern.”
Melalui Pendidikan vokasi Kementan percepatan regenerasi pertanian dapat segera diwujudkan. Tercatat telah banyak alumni-alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) yang sukses disektor pertanian.
Salah satunya yaitu Barto Inden yang merupakan Alumni Polbangtan Manokwari dan sekaligus Duta Petani Milenial (DPM) Yang dikukuhkan langsung oleh Menteri Pertanian sebagai perwakilan Papua Barat ditahun 2021. Meski baru selesaikan pendidikannya, Barto sudah mampu membangun pertanian yang ada di kampung halamannya di Pegunungan Arfak Papua Barat.
Sebagai petani pemula, Barto telah sukses membangun wirausaha pertanian dengan budidaya tanaman kopi, budidaya tanaman horti dan beternak ayam potong. Barto mendapat dana hibah dari kementerian pertanian melalui program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP) untuk terus mengembangkan usahanya tersebut.
Usaha yang dijalankan baru berjalan beberapa bulan yang lalu, akan tetapi ia sudah bisa berpenghasilan 15 hingga 20 juta perbulan.
Tinggal didaerah yang belum terjamah dengan teknologi modern, Barto dengan bekal ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah memiliki keinginan penuh untuk membangun pertanian modern dengan menggunakan sistem ekowisata.
“Saya ingin membuat ekowisata seperti yang ada di pulau jawa. Sebagai anak Papua dan penduduk Asli Pegunungan Arfak saya ingin terus mengembangkan sektor pertanian modern di kampung halaman saya” kata Barto.
“ Ekowisata nantinya dapat menjadi tempat pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal dan menjadi wadah pembelajaran tentang dunia pertanian.” Tambahnya
Barto pun berharap para generasi muda dapat memiliki motivasi untuk menjadi petani dan wirausaha dengan menjadikan bertani sebagai gaya hidup. Karena pertanian merupakan tradisi sehingga tidak perlu malu untuk melakukannya.
Sebagai informasi, selain mendapat bimbingan langsung dari Polbangtan Manokwari, Barto telah bermitra dengan Dinas Pertanian Pegunungan Arfak, LSM Bentara Papua dan Papua Muda Inspiratif Papua Barat.