MANOKWARI – Sekolah lapang dalam mendukung program utama Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Pertanian Organik (Genta Organik) yang dijalankan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari di Kampung Desay, Distrik Prafi, Manokwari, terbukti mampu mendongkrak ketersediaan produksi pertanian.
Pelatihan pembuatan dan penggunaan pupuk organik yang dijalankan di wilayah Papua Barat telah diaplikasikan oleh kelompok tani Sumber Rejeki Kampung Desay pada lahan demplot seluas 1 Hektar.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah meminta petani agar menggunakan pupuk organik karena pasokan pupuk kimia kurang. Menurutnya, hasil pertanian yang menggunakan pupuk organik juga cukup bagus.
“Dengan intervensi kearifan lokal, yang sudah teruji dari nenek moyang kita. Untuk menyuburkan tanah, menyuburkan pertanian, kita berharap bisa menurunkan penggunaan pupuk kimia di bawah 50 persen,” ucap Syahrul.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.
“Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asal ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan karena pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis di muka bumi ini,” ucap Dedi.
“Melalui Sekolah Lapang (SL) tematik Pertanian Organik akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya,” tambahnya.
Bersamaan dengan itu, untuk mengoptimalkan Kinerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Prafi, Polbangtan Manokwari bersama para penyuluh setempat melakukan kegiatan Ubinan tanaman padi pada lahan demplot yang menjadi tempat aplikasi penggunaan pupuk organik, Sabtu (12/08).
Kegiatan ubinan merupakan cara yang dilakukan untuk menentukan perkiraan hasil produksi tanaman padi melalui pengambilan sampel dengan cara diukur dengan ukuran 2,5 x 2,5 m2 yang kemudian hasilnya ditimbang.
Dari 3 titik pengambilan sampel yang telah ditentukan sebelumnya, hasil produksi padi diperkirakan dapat mencapai 5,4 ton.
Direktur Polbantan Manokwari, Purwanta menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan contoh awal keberhasilan pertanian organik dengan menerapkan konsep pemupukan berimbang.
“Kami mengajak agar masyarakat dapat mengaplikasikan secara menyeluruh. Kegiatan yang dilakukan hari ini menjadi bukti bahwa dengan pertanian organik kita dapat terus mendongkrak hasil pertanian meski di tengah ancaman perubahan iklim,” kata Purwanta.
“Melalui pelatihan tematik genta organik, Kelompok Tani Sumber Rejeki telah melakukan penyemprotan pupuk organik cair secara rutin. Dan kegiatan ubinan untuk mengetahui produksi tanaman padi yang menggunakan pupuk organik sebagai acuan untuk petani lainnya,” jelas Purwanta.