Berawal dari keluhan para petani yang selalu kesusahan dalam mendapatkan benih yang unggul dan bermutu, Duta Petani Milenial (DPM) Muhammad Fathurahman asal Maluku mencari solusi untuk menyelesaikan keluhan dan permasalah petani pada budidaya tanaman padi.
Sebagai Generasi muda, Fathur telah menjalankan salah satu peranan seorang DPM yaitu mampu melakukan analisa terhadap lingkungan sekitar agar bisa menciptakan sesuatu yang nyata dan dapat dirasakan oleh masyarakat.
Sebagaimana pernah disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementerian Pertanian akan terus menyiapkan generasi milenial yang siap membangun Indonesia.
“Kami ingin mencetak jutaan petani milenial yang mandiri, inovatif dan berdaya saing tinggi. Petani Milenial harus kreatif mengelola sektor pertanian dan mampu menghasilkan produk siap pakai.” Tegas SYL.
Senada dengan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi sering kali menyampaikan bahwa pengungkit utama sektor pertanian adalah SDM yang mumpuni.
“Melalui program DPM DPA yang diusung kementerian pertanian diharapkan melahirkan SDM mampu menjadi pengusaha petani milenial” ungkap Dedi.
Berkiprah dibidang pertanian, Fatur telah menjalankan usaha memproduksi benih padi sejak tahun 2008 dengan tujuan agar dapat membantu para petani untuk mendapatkan benih unggul dan bermutu.
“Sejak dulu saya selalu berfikir untuk mencari cara agar bisa menyelesaikan permasalahan yang ada dikampung saya. Hingga memberanikan diri memproduksi benih yang bermutu dengan harga yang terjangkau” terang Fatur
Fatur merasa sangat bersyukur karena sejak tahun mulai produksi sampai sekarang, ia bisa memenuhi kebutuhan benih petani yang ada dikabuptennya hingga merambah ke kabupaten-kabupaten yang lain. Selain itu dari aksi yang dilakukan, fatur dapat melihat hasil yang ia kembangkan dapat bermanfaat bagi petani.
Di Tahun 2018, fatur kembali mengembangkan bidang usahanya untuk memenuhi sarana produksi pertanian dengan cara membuat Toko pertanian dengan nama Toko Putra Tani dengan tujuan untuk kembali memudahkan petani mendapatkan pupuk dan obat-obatan pertanian.
Meski hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) namun tekad untuk membantu menyelesaikan permasalahan para petani di sekitarnya kini membuahkan hasil. Ia sudah sukses meraup omset 50 hingga 70 juta perbulan dari toko pertanian serta 45 sampai 50 juta permusim dari penangkaran benih.