MANOKWARI – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari dalam mencegah terjadinya darurat pangan melanda tanah Papua menggelar koordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Antisipasi Darurat pangan Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, Jumat, (19/04/2024).
Agenda tersebut menjadi tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menyebutkan Indonesia tengah berada dalam kondisi darurat pangan akibat dampak El Nino. Menurutnya, el nino yang terjadi telah menurunkan produksi nasional karena sebagian sentra mengalami gagal panen.
Amran pun berharap komunikasi dan juga kolaborasi antar pihak terus dilakukan untuk memperkuat peran petani yang tengah berjuang melakukan produksi. Salah satunya pengawasan anggaran pompa dan benih untuk petani.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan krisis pangan terus jadi tantangan bahkan ancaman, karena adanya perubahan iklim dan ketidakpastian kondisi sosial, ekonomi dan politik.
“Salah satunya goncangan ekonomi yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina berdampak pada produktivitas pertanian Indonesia utamanya dari ketersediaan pupuk. Namun dampak lebih besar yang kita rasakan saat ini adalah adanya fenomena alam el nino,” ucapnya.
Melalui Koordinasi yang digelar secara daring dan luring menghadirkan Dinas Pertanian Provinsi, Aster Kodam XVIII Kasuari, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Papua Barat, Badan Pusat Statistik Papua Barat, Dinas Pertanian Kabupaten, dan Ketua Koperasi Arfak Sejahtera.
Bertempat diruang rapat, Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta dalam paparannya, Satgas darurat pangan berdasarkan Kepmentan 243/2024 memiliki tugas dalam peningkatan produksi padi dengan mempercepat Perluasan Areal Tanam (PAT) dan mengoptimalkan penggunaan pompanisasi.
“Peningkatan produksi padi di provinsi Papua Barat dan Papua Barat daya akan di fokuskan pada pemanfaatan Pompanisasi pada lahan tadah hujan dan optimalisasi areal tanam padi gogo,” jelas Purwanta
“Khusus di Papua Barat, target pemanfaatan sawah tadah hujan seluas 1.077 hektar dan tumpang sisip padi gogo seluas 2.967 hektar. Sementara untuk provinsi Papua Barat Daya , target pemanfaatan sawah tadah hujan seluas 2.095 hektar dan tumpang sisip padi gogo seluas 4.019 hektar,” tambahnya.
Berdasarkan data tersebut, Purwanta mengajak seluruh pemerintah daerah kabupatan/kota, Kodam XVIII Kasuari dan Kodim Papua Barat/Papua Barat Daya bersama membangun komitmen dalam merealisasikan target yang telah ditentukan.
Keseriusan dalam mendukung pelaksanaan PAT berdasarkan data yang telah ditargetkan dituangkan dalam penandandatangan Komitmen Bersama oleh peserta yang hadir secara luring.
Aster Kodam XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Jimmy Rihi Tugu mengatakan memang harus ada aksi langsung dilapangan, dilakukan dengan maksimal, sesuatu yang belum maksimal sudah seharusnya dimaksimalkan.
“Harus langsung digenjot untuk PAT dilapangan dan tidak ada alasan lagi buat para baninsa untuk tidak menjalankan karena sudah mendapat tunjangan langsung oleh Kementerian Pertanian melalui Polbangtan Manokwari,” ungkapnya.