MANOKWARI – Pertanian Organik kembali digaungkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari dalam acara Seminar Nasional (Seminar Nasional) Pembangunan dan Pendidikan Vokasi seri IV. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari perayaan Dies Natalis Polbangtan Manokwari yang ke 5 tahun.
Seminar nasional yang diintegrasikan dalam agenda rutin Pusat Pendidikan Pertanian yaitu Millenial Agriculture Forum (MAF), mengusung tema “Gerakan Tani Organik dan Low Cost Precision Farming dalam mendukung Ketahanan Pangan.”
Sebagaimana dijelaskan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dibeberapa kesempatan bahwa penerapan pertanian organik menjadi salah satu program utama Kementerian Pertanian guna mewujudkan pertanian yang tangguh menghadapi dampak perubahan iklim global
“Untuk meningkatkan produktivitas pertanian diperlukan pupuk yang mencukupi. Namun, di tengah keterbatasan alokasi pupuk subsidi dan tingginya harga pupuk nonsubsidi, petani harus mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan pupuk tersebut. Genta Organik menjadi solusi menjaga produktivitas tetap meningkat ditengah bayang-bayang krisis pangan dunia dan harga pupuk serta pestisida yang mahal,” jelas Menteri Syahrul.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedy Nursyamsi saat menjadi Keynote spesker pada Semnas tersebut yang menekankan pentingnya pemanfaatan pupuk organik dengan konsep pemupukan berimbang.
“Gerakan Pertanian pro organik (Genta Organik) merupakan salah satu program yang dicanangkan untuk menghadapi dampak isu global terhadap harga pupuk kimia akibat perang Ukraina dan Rusia sehingga krisis pangan dapat teratasi,” ujar Dedi
“Sekarang pupuk mahal banyak petani yang menjerit, sehingga hal itu harus kita atasi bersama, karena tanaman membutuhkan pupuk sebagai unsur hara tanaman. Apabila tidak terpenuhi tentu tanaman akan mati,” tambahnya.
Lanjut Dedi, aplikasi genta organik menjadi upaya untuk antisipasi pupuk mahal dengan mendorong petani untuk membuat pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah secara mandiri.
“Saat ini telah dikembangkan di 1000 titik demplot pembuatan pupuk organik dengan membangun model penyuluhan, pendidikan dan pelatihan agar dapat mengimplementasikan genta organik,” jelas Dedi.
“Dengan memanfaatkan pertanian organik tentu memiliki dampak positif dalam menyuburkan tanah dengan tujuan meningkatkan produksi pangan dalam konsep pertanian berkelanjutan serta mampu menekan biaya produksi petanian disaat harga pupuk kimia mahal” tambahnya.
Kegiatan Seminar nasional yang berlangsung secara daring menghadirkan narasumber Guru besar Universitas Padjadjaran, Reginawati yang membahas tentang pemanfaatan mikroba pupuk hayati untuk bioremediasi dan Guru besar Universitas Gadjah Mada, Ali Agus, yang membahas optimalisasi integrated farming system berbasis teknologi.
Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta mengatakan bahwa Seminar nasional merupakan agenda rutin yang sudah memasuki tahun ke 4 yang kami rangkaikan dengan kegiatan prosiding.
“Diharapkan agar dapat menjadi sarana bagi para fungsional tertentu, baik itu dosen, peneliti maupun penyuluh dalam peningkatan publikasi hasil riset dan inovasi yang telah dikembangkan,”kata Purwanta
“Sementara ini kami memiliki 2 platform Jurnal yaitu ada Jurnal TRITON yang saat ini telah medapatkan akreditasi sinta 3 dan jurnal kami yang baru dengan nama JOSAE telah terbit perdana tahun ini terkait dengan penyuluhan dan sudah memiliki ISSN (Internasional Standard Serial Number) yang saat ini disusulkan pada proses akreditasi.”tambahnya
Seminar nasional diikuti oleh peserta yang terdaftar secara langsung dengan jumlah 516 peserta dan tercatat 79 pemakalah, peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.