25 April 2020 – Manokwari – Generasi Tani Milenial dengan adanya pandemi corona virus (covid-19) meski di rumah saja masih tetap melakukan usaha pertanian. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap pertemuan menyampaikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti.
“Ibarat besok kiamat, pertanian harus tetap berjalan,” sebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan), Prof. Dedi Nusryamsi. Dua himbauan inilah yang tertanam dalam diri Retno Paranta, Generasi Tani Milenial yang sedang menjalankan pendidikan di Politeknik Pembanguan Pertanian (Polbangtan) Manokwari.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang pendidikan vokasi dibawah naungan BPPSDMP Kementan lebih mengedepankan praktikum lapang dibandingkan dengan perkuliahan. Di tengah situasi covid-19, seluruh mahasiswa dihimbau untuk kembali ke rumah masing-masing, namun Retno tidak seberuntung itu. Lock down menyebabkan pelabuhan ditutup sehingga dirinya harus tetap tinggal di asrama Polbangtan Manokwari.
Bersama teman-teman lain, Retno mengolah kotoran puyuh menjadi pupuk. Kotoran puyuh ia peroleh dari kegiatan usaha ternak unggas yang dikelola oleh Mahasiswa Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan.
Sejatinya, dalam membuat pupuk organik dibutuhkan bahan pakan seperti dedek dan tambahan pengurai bakteri agar lebih cepat. Namun, mahasiswa tingkat satu Polbangtan Manokwari ini hanya memanfaatkan kotoran puyuh saja dengan mencampurkannya langsung ke tanah. “Saya tidak campur lagi dengan dedak, karena banyak sisa pakan yang juga tercampur di kotorannya,” jawabnya.
Kotoran puyuh itu sendiri memiliki unsur hara yang sangat tinggi untuk menyuburkan tanah, serta mengandung unsur C organik yang sangat tinggi, mencapai 17,61 persen. Retno gunakan pupuk organik yang dibuatnya untuk memupuk tanaman hias disekitar kampus.
Lingkungan kampus yang asri nan indah dengan bermekaran bunga menjadi jawaban dari pertanyaan Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta. “Bisakah itu tepi-tepi jalan ditanami bunga-bunga seperti yang saya lihat Melbourne Polytechnic Australia?” tanya Purwanta.
Dengan sigap Retno bersama rekan-rekan menata taman hias yang ada. Tak lupa dengan selalu berinovasi, kini ia manfaatkan kotoran puyuh sebagai pupuk.
Sumber : https://beritatani.com/generasi-tani-milenial-olah-kotoran-puyuh-jadi-pupuk