MERAUKE – Menarik minat generasi Milenial Papua berkontribusi pada sektor pertanian, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari berkolaborasi bersama dengan SMK Negeri 5 Tanah Miring, Merauke untuk menggenjot produksi pertanian.
Melalui kolaborasi yang terbentuk, Polbangtan Manokwari melaksanakan kegiatan panen MT I dan Tanam MT II bersama di Merauke, Papua Selatan dengan melibatkan pelajar SMK Negeri 5 Tanah Miring, sebagai upaya mencetak petani milenial, sabtu (26/04/2025)
Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya regenerasi petani di Indonesia dengan mendorong lahirnya lebih banyak petani milenial.
Menurutnya, keberlanjutan sektor pertanian sangat bergantung pada keterlibatan generasi muda yang adaptif terhadap teknologi dan inovasi.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyebut jika petani-petani yang ada saat ini sudah semakin tua.
“Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” kata Santi.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Polbangtan Manokwari, Oeng Anwarudin, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Polbangtan Manokwari dan SMK Negeri 5 Tanah Miring, Merauke.
“Hari ini kita melaksanakan kegiatan tanam bersama dan panen perdana dari lahan empat hektare yang ditanam sebelumnya, seluruhnya bisa dipanen,” ujar Oeng.
Selain panen, Polbangtan Manokwari juga telah memulai persemaian untuk musim tanam kedua. Kegiatan ini bukan hanya berfokus pada produksi, tetapi juga menjadi sarana pembelajaran langsung bagi siswa-siswi SMK 5 Tanah Miring.
“Lokasi ini menjadi tempat praktek siswa. Selain itu, bagi kami di Polbangtan, ini juga bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat, dengan sasaran utama petani milenial,” tambah Oeng.
Oeng menjelaskan regenerasi petani menjadi kebutuhan mendesak karena jumlah petani di Indonesia terus menurun, utamanya akibat faktor usia. Di sisi lain, minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian juga semakin menurun.
“Melalui program petani milenial ini, kita berupaya menarik minat kaum muda agar kembali ke pertanian. Selain menjaga jumlah petani, kita juga ingin meningkatkan kualitasnya dengan membekali mereka keterampilan pertanian modern,” tegasnya.
Lebih lanjut, Oeng mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap mekanisasi pertanian di era saat ini. Dengan kecenderungan generasi muda yang lebih cepat mengadopsi teknologi, sektor pertanian diharapkan bisa lebih maju dan efisien.
Namun demikian, ia juga mengakui masih ada sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan alat dan mesin pertanian (alsintan) di SMK Negeri 5 Tanah Miring. Untuk itu, pihaknya berencana memperkuat kolaborasi, termasuk melalui pembentukan Badan Penyuluhan (BP) dan kerja sama dengan petani sekitar, sehingga bisa menjadi dasar dalam memperoleh bantuan alsintan berbasis kelembagaan dari Kementerian Pertanian.
“Mudah-mudahan, ke depan, SMK 5 bisa mendapat bantuan alsintan dari Kementan. Ini penting untuk mendukung praktik pertanian modern di kalangan milenial,” pungkas Oeng.