Persoalan pangan menjadi isu strategis yang terus diperjuangkan Kementerian Pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan bagi 273 jiwa penduduk Indonesia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan untuk seluruh penduduk Indonesia memang harus dipersiapkan sedini mungkin.
“Pertanian harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Pertanian kita cukup memberikan kekuatan dan keyakinan, sehingga kita harus mengelolanya lebih kuat lagi karena inilah sumber kekuatan negara,” ujar SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan, jaminan ketersediaan pangan merupakan salah satu pilar yang amat krusial yang harus menjadi fokus perhatian Kementerian Pertanian.
“Penting untuk harus terus menjamin kebutuhan pangan agar tak ada satu orang pun yang luput pemenuhan kebutuhan pangannya. Oleh karenanya, mari kita bahu membahu dalam hal swasembada pangan agar ketahanan pangan kita terjamin,” Ujar Dedi.
Oleh karena itu, untuk mendukung kelancaran pemenuhan pangan bagi masyarakat Papua dan Papua Barat, melalui Politeknik pembangunan (Polbangtan) Manokwari, Kementan mengajak Ikatanan Alumni Jawa Timur (IKALJATIM) untuk mendukung ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Pada perhelatan Rapat Kerja IKALJATIM yang digelar di salah satu hotel di Manokwari, Purwanta, Direktur Polbangtan Manokwari hadir membahas tentang kebijakan kedaulatan pangan berbasis ekoregion di Tanah Papua.
Dihadapan 400 peserta Raker, Purwanta mengajak untuk peningkatan komoditas pengan lokal di Papua sebagai pengganti gandum yaitu sagu. Hal tersebut merupakan salah satu langkah yang diambil untuk mengantisipasi krisis pangan dunia.
“Pengembangan sagu untuk subtitusi impor gandum di targetkan pada lahan areal investasi sagu seluas 200.000 ha dengan target produksi hingga tahap ke III di tahun 2024 mencapai 600 ribu ton. Tentu dibutuhkan komitmen bersama untuk mencapai target tersebut.” jelas Purwanta
Sementara itu, Pejabat Gubernur Papua Barat Komjen (purn) Paulus Waterpauw yang hadir membuka acara menekankan beberapa upaya dalam memenuhi ketahanan pangan.
“Upaya pencapaian ketahanan pangan tidak hanya mengandalkan upaya peningkatan produksi. Diperlukan rencana aksi strategis seperti mendukung regenerasi pertanian melalui penumbuhan petani milenial di Papua Barat, serta memanfaatkan lahan tidur untuk mengantisipasi krisis pangan lokal.” Ungkap Paulus
Selain itu, ia juga mengajak agar mengantisipasi agar masyarakat terlibat dalam pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah yang saat ini melanda beberapa wilayah di Indonesia.