Kementan Ajak Milenial Geluti Komoditas Minyak Kelapa Atasi Kelangkaan Minyak Goreng
Papua memiliki agroekosistem yang beragam dengan keanekaragam hayati yang cukup tinggi. Keanekaragaman hayati tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan, papan serta obat-obatan.
Dengan kekayaan alam yang dimiliki, Kementerian Pertanian berkomitmen untuk mendorong pertanian di bumi cendarawasi dengan menciptakan sumber daya manusia (SDM) pertanian unggul dalam memperkuat pertanian yang maju mandiri dan modern.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), menyampaikan bahwa papua adalah tanah hebat, hamparan lahan pertanian yang belum tergarap dengan maksimal sehingga perlu mendorong para sdm pertanian terutama para petani muda.
“Keberadaan para petani milenial sangat vital dalam menciptakan ketahanan pangan. Untuk itu perlu didukung dengan memberikan kepercayaan kepada mereka sebagai penggerak di sektor pertanian,” katanya.
Melalui kegiatan Millenial Agriculture Forum (MAF) yang di gelar secara rutin oleh Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bersama dengan UPT Pendidikan vokasi Kementerian Pertanianysng telah menjadi wadah untuk memotivasi para milenial untuk menjadi petani yang mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha.
Pada kegiatan MAF Volume 3 edisi 15 yang digelar oleh Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari mengangkat tema “Bangkitkan Semangat Ciptakan Peluang Dengan Berwirausaha Minyak Kelapa, Minyak Buah Merah, dan Tanaman Lokal Papua Untuk Nusantara”.
kegiatan MAF yang dihadiri 638 secara daring pada aplikasi zoom menghadirkan pemateri dari Kepala Balitbangda Provinsi Papua Barat Prof. Dr. Charlie D. Heatubun, S.Hut., M.Si., FLS, Si, Dosen Universitas Papua juga sebagai produsen Minyak Buah Merah Ir. Maria Justina Sadsoeitoeboen, M. Si, Seorang produsen Pupuk Organik dari pegunungan Arfak Thomas Yembise, dan Welem Dimara, S.P sebagai penghasil minyak kelapa.
Hadir membuka acara MAF tersebut, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi merasa sangat bangga setelah melihat narasumber yang akan mengisi materi.
“Saya berbangga hati, saya sangat senang dan saya sangat bahagia melihat MAF kali ini dihiasi dengan Putra Putri papua, para pendekar Papua. Itu menunjukan saudara-saudara kita yang ada di Papua ini sudah mulai bangkit dan saya juga berharap kebangkitan Papua diawali dari petani milenial. Bumi Papua bumi sangat makmur, terdapat banyak sumber-sumber pangan yang melimpah untuk itu mari kita genjot produksi Pangan” Kata Dedi.
Dedi mengajak kepada putra putri papua bangkit manfaatkan sumber daya alam, karena ia yakin putra putri papua ketika bangkit menggarap lahannya maka produktivitas pertanian di bumi Papua akan mengalahkan jawa, Sumatra, Sulawesi Kalimantan dan semuanya karena memang Papua yang paling subur. Kebangkitan suatu bangsa pasti diawali dengan kebangkitan para pemudanya.
“Saya berharap Papua bukan hanya untuk nusantara, tapi Papua untuk dunia, artinya produksi komoditas pertanian di Papua bukan hanya dikomsumsi untuk Indonesia tetapi produk Papua harus dinikmati mancanegara.” Ungkap Dedi
“Dan itu sangat didukung karena lahan Papua sangat subur tinggal sdm yang harus kita garap, harus kita dorong, harus terus ditingkatkan semangatnya untuk membangun pertanian dibumi Papua.” tambahnya
Di waktu yang sama Dedi menghimbau para peserta MAF secara virtual agar melakukan diversifikasi terhadap pangan lokal. Salah satunya menjawab tantangan saat ini terhadap kelangkaan minyak goreng sehingga didorong untuk menjadi produsen minyak kelapa, karena potensi penghasil minyak kelapa sangat besar.
“Ganti itu minyak goreng dari kelapa sawit dengan minyak goreng dari kelapa, ayo kita tingkatkan produktivitas dari minyak goreng dari kelapa,” ajak Dedi kepada seluruh milenial.
Sebagimana yang disampaikan oleh kepala Pusat Pendidikan BPPSDMP, Idha Widi Arsanti yang hadir menyapa para milenial pada closing statement. Ia menyampaikan bahwa Banyak terjadi keresahan terhadap ketersedian minyak kelapa.
“Meski ketersediaan ada akan tetapi distribusi yang harus di perbaiki, sehingga para milenial memiliki peran untuk mengatasi dengan terlibat langsung dalam komoditas Minyak kelapa sebagai produsen.” Pungkas Idha
“Indonesia dikenal sebagai negara penghasil minyak kelapa terbesar dan terbaik di dunia. Luas lahan kelapa di Indonesia mencapai 3,88 juta hektar, di mana 97 persen di antaranya merupakan perkebunan rakyat. Dengan lahan seluas itu, Indonesia mampu memproduksi 3,2 juta ton kopra per sekali panen. Melihat data tersebut, jika dikelola secara benar, Indonesia dapat menghasilkan devisa yang besar hanya dari mengolah tanaman kelapa.” Paparnya di penghujung acara
Idha juga menjelaskan bahwa minyak Buah merah memiliki potensi unggulan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagi sumber lemak nabati dengan beragam manfaat untuk kesehatan.