Back
HomeBeritaKementan Ajak Milenial Jaga Bumi Kasuari dari Wabah PMK

Kementan Ajak Milenial Jaga Bumi Kasuari dari Wabah PMK

Share:

Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) terus berupaya dalam mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan penguatan Ilmu pengetahuan sdm pertanian khususnya para Milenial.

 

Menyikapi hal tersebut, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari ikut berpartisipasi dalam pencegahan penyebaran virus agar wilayah Papua Barat Bebas PMK. Kali ini dengan penggelaran Millennial Agriculture Forum (MAF) Volume 03 edisi 23 mengangkat tema ‘Menjaga Bumi Kasuari dari Penyakit PMK’, Polbangtan Manokwari Mengajak Milenial untuk tanggap melakukan penanggulangan PMK.

 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi semua pihak yang telah berupaya terlibat dalam pencegahan dan pengendalian PMK. Ia meminta masyarakat tidak perlu panik terhadap wabah PMK. Ia optimistis penyakit menular pada hewan ini bisa ditanggulangi.

 

“Kita pastikan pengawasan berjalan dengan baik dan fungsi teknis lainnya berjalan sesuai standar operasional prosedur. Wabah PMK itu ada, dan kita lihat, tren penyembuhan yang sangat positif. Kecepatan kita bereaksi mengambil tindakan itu, menentukan hasil,” ungkap SYL.

 

Hadir membuka kegiatan secara online, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa saat ini kita sedang dihadapkan dengan musibah yang baru, yaitu PMK. Saat ini sudah mewabah di wilayah provinsi Jawa dan Sumatera.

 

“PMK penyebarannya melalui udara dengan jenis virus yang jauh lebih kecil dari covid 19 sehingga penyebarannya lebih cepat,”Kata Dedi

 

“PMK ini adalah penyakit hewan yang tidak menular ke manusia tetapi bisa mengahancurkan perekonomian kita. Karena apabila tidak diantisipasi maka ternak kita bisa hancur-hancuran. Sehingga kita musti cepat menangnggulangi PMK ini,”tambahnya

 

Dedi mengajak para dokter hewan, medik vateriner, para petugas kesehatan hewan, para penyuluh peternakan, dan para peternak beserta semua warga papua menjaga bumi kasuari agar tidak sampai ada intervensi masuknya PMK.

 

“Yang bisa menjaga bumi kasuari adalah kita semua, berarti semua orang yang tinggal di Papua Barat wajib hukumnya untuk menjaga bumi kasuari dari serangan PMK. Bagaimana caranya ? dengan cara peningkatan kedisiplinan lalu lintas ternak, meningkatkan imunitas dan kesehatan hewan ternak, serta memperhatikan sanitasi lingkungan berupa kandang yang bersih,” jelas Dedi.

 

Kegiatan MAF berlangsung secara online dan offline dengan menghadirkan pemateri drh. I Wayan Kartanegara,Kepala Stasiun Karantina Kelas I Papua Barat dan drh Dodik Hasdian Wijanarko Ketua PDHI Papua Barat.

 

Kedua narasumber membahas tentang pentingnya pencegahan dan penanggulangan virus PMK terutama pada Biosecurity lalu lintas hewan ternak di Papua Barat.

 

Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta, yang hadir diacara pembukaan menyampaikan bahwa pihaknya dalam mengembang visi tridharma perguruan tinggi telah melakukan beberapa kegiatan terkait dengan komunikasi, edukasi maupun penyebaran informasi terkait dengan PMK di Papua Barat.

 

“kami bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong dan Manokwari Selatan dalam rangka penyebaran informasi baik melalui sosialisasi bagi pelaku utama maupun melalui BPP Kostratani setempat,” ungkapnya

 

Di penghujung kegiatan Kepala Pusdiktan, Idha Widi Arsanti hadir menyapa para peserta MAF. Ia mengatakan Mudah-mudahan Papua Barat tidak sampai terkena wabah ini.

 

“Harapannya rekan-rekan dibagian pengkarantinaan bisa menjaga agar hewan-hewan yang masuk tidak terinfeksi PMK dan tidak menularkan hewan-hewan sehat yang ada di bumi Kasuari,” Kata Idha

 

“Biosecurity tentu harus dilakukan dan merupakan upaya yang secara berkelanjutan ada maupun tidak adanya PMK. Apalagi saat ini kita sudah positif ada wabah PMK maka harus kita lakukan dengan serius, terintegrasi dan bekerjasama dengan banyak pihak,”tambahnya

Idhapun mengajak semua partisipan agar lebih waspada lagi untuk kemudian melakukan pencegahan, dan daerah yang telah terpapar harus dilakukan tindakan yang luar biasa untuk melakukan pengobatan agar segera pulih dan tidak menyebar keseluruh Indonesia.

Sebagai informasi, kegiatan MAF hari ini dimeriahkan dengan adanya edisi spesial berupa penjurian dan pengukuhan Young Ambasador Program YESS 2022.

Di Bumi Kasuari ada Maikel Saibah dari Pegunungan Arfak, Manokwari, Papua Barat yang berhasil Lolos dalam 15 besar setelah melalui berbagai tahap penjurian.

Lainnya

Open chat
Scan the code
Humas Polbangtan Manokwari
Hallo, ada yang bisa kami bantu?