Sumber daya manusi (SDM) adalah sumber daya yang memegang posisi strategis dalam pembangunan. Pembangunan pertanian yang diarahkan untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efesiensi sangat tergantung pada kualitas SDMnya.
Untuk itu, peran penyuluh pertanian sangatlah penting. Penyuluh merupakan pemicu sekaligus pemacu atau lebih sering disebut sebagai ujung tombak pembangunan pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan peran penyuluh sangat vital dalam pembinaan terhadap petani dalam memastikan penerapan teknologi pertanian, memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani serta kelembagaan ekonomi petani. pendampingan yang dilakukan penyuluh tidak hanya dalam hal produksi, tapi juga menyangkut pasca panennya.
Karenanya, penyuluh harus semakin kuat, secara mindset, kemampuan intelektual di bidangnya. Termasuk, tata kelola yang semakin baik dan kompak untuk menentukan arah serta beradaptasi dengan kemajuan dan tantangan era. “Komunikasi semakin baik, disiplin semakin baik, kerja semakin bahagia,” tutur SYL
Senada dengan mentan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi nursyamsi mengakui peran penyuluh begitu penting membawa Indonesia menjadi negara swasembada pangan.
“Pemerintah berupaya meningkatkan kembali peran penyuluh agar tujuan pembangunan pertanian nasional dapat tercapai, yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia .” Kata Dedi.
Mempunyai cita-cita besar memajukan sektor pertanian di ufuk timur, Alumni Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari yang berprofesi sebagai penyuluh pertanian di Pegunungan Arfak sukses raup rupiah dari pupuk hayati.
Tomas Yambise membuat Inovasi pertanian berupa Pupuk hayati Tekno Organik Papua (TOP) dengan memanfaatkan mikro organisme. Pupuk organik yang dihasilkan berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah demi kesuburan tanaman serta mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia,
Thomas menyampaikan bahwa awal mula dari dorongan membuat pupuk organik TOP adalah kepedulian untuk membantu petani meningkatkan hasil panen sekaligus untuk menciptakan bumi yang lebih hijau dengan menggunakan produk ramah lingkungan
“kami memiliki motivasi untuk perangi pemborosan, pacu produksi serta kembali ke alam, Kalau bukan sekarang kapan lagi, Kalau bukan kitorang sapa lagi,” ungkap Thomas saat berkunjung di kampus Polbangtan Manokwari.
Kini produk yang dihasilkan tersebut, telah sukses diterima masyarakat dengan permintaan mencapai 200 hingga 300 botol kemasan setiap produksi. Pemasaran TOP sudah sampai pulau jawa dengan omset mencapai 40 sampai 50 Juta per satu kali produksi.
Direktur Polbangtan Manokwari turut mengapresiasi formulasi yang di buat oleh Tomas, menurutnya pengembangan mikroba dipegunungan arfak menjadi pupuk organik cair menjadi salah satu bagian dari kekayaan alam yang ada di Papua.
“Saya harap putra-putri Papua semakin maju dengan memanfaatkan alam untuk membuat inovasi terbaru. Sehingga pembangunan pertanian di tanah Papua bisa semakin maju, mandiri dan modern,”ungkap Purwanta