03 Maret 2020 – Manokwari – Pasca dilanda hujat lebat, ratusan generasi milenial kembali mendatangi Teluk Sawaibu, Manokwari, Papua Barat pada Selasa pagi (3/3). Hal ini lantaran, di hari Sabtu (29/2) para generasi milenial ini melakukan penanaman seribu Mangrover yang diprakarsai oleh Pandu Laut Nusantara.
Ketua Panitia Kolaborasi Penanaman 1000 Mangrove, Totok Rizqi menyatakan, “Pandu Laut Nusantara khusunya Pandu Laut Manokwari mengajak untuk menghijaukan kembali Kota Manokwari.” Hal ini sejalan dengan arahan Gubernur Papua Barat “Hijaukan Bumi, Birukan Laut”.
Penanaman dilakukan di Teluk Sawaibu dan Jalan Manado, Manokwari, Papua Barat. Tak hanya menghijaukan kembali Manokwari, Totok yang juga merupakan relawan lingkungan Manokwari, memberi gambaran ke depan lokasi ini dapat menjadi destinassi wisata serta dapat mengantisipasi ancaman gelombang air laut, abrasi ataupun bencana alam lainnya.
Dalam kesempatan berbeda Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) pun mengajak masyarakat untuk melakukan konservasi lahan demi mencegah terjadinya erosi tanah dan kerusakan alam. Ajakan Menteri SYL bagaikan amanat yang tak terhindarkan bagi Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari. Sebanyak 69 orang peserta didik sekolah tinggi vokasi binaan Kementrian Pertanian ini tak segan untuk bermain lumpur, menanam magrove.
Dukungan juga datang dari Direkur Polbangtan Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes yang menyatakan kami mendukung setiap kegiatan mahasiswa yang positif, salah satunya dengan penanaman mangrove. Selain mendukung Provinsi Papua Barat sebagai provinsi konservasi, dengan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini, mereka juga mendapat pengalaman diluar bangku perkuliahan, serta dapat menjalin relasi dengan komunitas lain.
Tercatat 23 komunitas bergabung dalam kegiatan ini. Mulai dari Persaudaraan Setia Hati Ternate (PSHT) Cabang Kab. Manokwari, Yayasan Saroja Jaya Abadi, Gereja protestan Indonesia di Papua (GPI). Jemaat Solafide Manokwari, Pramuka Suka Bina Generasi (PUBG), HIMA AQUAREST, Ormas Wanita Katolik RI Papua Barat, Himpunan Mahasiswa Jurusan PERIKANAN, Genpi Papua Barat, dan Komunitas PTS (Papua Trada Sampah).
Ikatan guru taman kanak-kanak (IKGTK-PGRI) Kab. Manokwari pun meramaikan kegiatan dengan membawa putra putri didikannya. Selain itu, Castinger Manokwari, KAMMI Komisariat Manokwari, Taruna Cendrawasih, Humanity First, KAAM(Komunitas Anak Air Manokwari), RAPI, Komunitas Pesisir, Lembaga dakwah Islam Indonesia (LDII), Forum PRB Manokwari, Majelis Taklim Nur Aisyiah Wirsi, Standup Indo Manokwari, SATPOL AIRUD.
Karang Taruna Wirsi pun turut berpartisipasi dimana Teluk Sawaibu masuk dalam lingkungan tersebut. Ketua Karang Taruna Wirsi, Sulaiman Rumbarar berkomitmen untuk menjaga lingkungannya yang telah ditata kembali dan bebas dari sampah. Ia pun mengarahkan pemuda setempat untuk selalu memantau perkembangan dari mangrove yang baru saja ditanam.
Kegiatan ini berlangsung murni dari panggilan hati semua pihak, dari kerelaan masing-masing. Bukan karena paksaan, bukan karena pekerjaan yang menjadi beban namun kesadaran untuk memberikan sejuta kebaikan. (269)