SORONG – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) secara resmi membuka Pelatihan Kewirausahaan Bagi Petani Milenial di Bendungan SP 1 Desa Klamalu, Distrik Mariat, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, Senin, (4/10/21).
Pada kesempatan itu, Mentan SYL, menyatakan, petani milenial merupakan tulang punggung pertanian di masa depan. Jika petani milenial di suatu daerah bangkit, Mentan SYL memastikan sektor pertanian akan melejit setinggi langit.
“Saya berharap generasi petani milenial bermanfaat bagi sekitar, kaya hati dan terus berinovasi bagi pertanian Indonesia,” tutur Mentan SYL.
Kata Mentan, saat ini bertani merupakan profesi yang sangat menjanjikan. Bertani pun tak lagi memerlukan lahan besar. Dengan inovasi teknologi yang dikembangkan, pekarangan cukup untuk dijadikan lahan pertanian.
“Untuk jadi petani maju tidak perlu lahan besar, pekarangan rumah juga bisa dijadikan ladang mencari nafkah,” beber Mentan SYL.
Mentan SYL mengajak milenial untuk mau terjun dan menggeluti sektor pertanian. Dia menilai, bertani itu hebat dan menjadi petani itu keren.
“Usaha dan semangat jadi modal awal bagi petani agar naik derajatnya, makin produktif dan bermanfaat bagi sesama,” tegas dia.
Pada saat yang sama, Mentan SYL menyebut Papua memiliki alam yang subur. Air mengalir tiada henti. “Matahari, angin dan air yang tiada henti adalah karunia Tuhan yang diberikan kepada petani Papua,” katanya lagi.
Guna mendukung permodalan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian disiapkan senilai Rp500 miliar. Petani Papua bisa mengakses pembiayaan tersebut untuk mendukung pengembangan budidaya pertanian mereka. tersedia pula voucher KUR Pertanian hingga Rp50 juta untuk 1 orang petani dalam jangka waktu 2 tahun.
“Lahan ada, tenaga dan permodalan ada. Yang kita kurang tinggal pelatihan dan pelatihan. Praktik dan implementasinya sangat diharapkan dari petani Papua,” terang Mentan SYL.
Dia menyebut, varietas yang dikembangkan petani Papua seperti jagung, kacang, kedelai, singkong, ubi jalar bisa ditanam dalam satu bidang lahan.
“Harus bervariasi varietas tanamannya. Bahkan bisa dikolaborasikan dengan peternakan supaya saling melengkapi. Kotoran binatang bisa jadi pupuk alami bagi tanaman yang kalian tanam,” jelas Mentan SYL.
Pertanian, lanjutnya, selalu berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pertanian pula selalu memberikan berkah kepada petani.
“Pertanian tak pernah ingkar janji, seperti merpati putih yang tidak pernah ingkar janji. Sekali lagi, bertani itu hebat, menjadi petani keren,” pesan Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menambahkan, kunci keberhasilan pertanian bukan pada pupuk, bukan di benih, bukan di irigasi, tetapi SDM pertanian.
“Yang menentukan keberhasilan pembangunan pertanian adalah petani, termasuk di dalamnya petani milenial. Oleh karena itu, saya yakin kalau petani milenial Papua bangkit, pertanian Papua melejit. Petani milenial Papua hebat, pertanian Papua melesat,” ujar Dedi.
Dia menerangkan bahwa, hari ini adalah gelombang kedua kegiatan pelatihan pertanian di Kabupaten Sorong. Sebanyak 60 peserta dilatih di Merauke. Pelatihan akan dilaksanakan tanggal 6 Oktober 2021. Pun halnya di kabupaten-kabupaten lain, sedang dilaksanakan pelatihan bagi para petani milenial.
“Sudah ada lebih dari 800 petani milenial yang mengikuti pelatihan. Kami akan lakukan terus pelatihan kewirausahaan, pelatihan mengenai cara mendapatkan akses KUR bagi petani, pelatihan pemupukan berimbang dan teknik budidaya yang lain terus kita lakukan,” harap Dedi.
Nantinya, target peserta petani milenial di Papua yang tersentuh pelatihan Kementan sebanyak 2.000 petani milenial. Namun, kata dia, mengenai teknik pelatihan petani di Papua nampaknya harus dilakukan secara offline, sebab terkendala jaringan yang belum merata untuk dilakukan pelatihan online.
“Untuk pelatihan terkait budidaya jagung sudah ada 50 orang yang siap dilatih bagaimana berwirausaha, mendapatkan akses KUR, serta pemupukan berimbang supaya mereka makin produktif dan mendapat profit maksimal,” kata Dedi.
Pelatihan pemupukan berimbang dilaksanakan mulai hari ini selama 3 sampai 4 hari ke depan secara maraton di kabupaten-kabupaten lain di Papua. Tujuan utamanya, kata Dedi untuk mendongkrak produktivitas petani di tanah Papua ini.
“Bumi Papua ini sumber daya lahannya luar biasa, sumber daya tanahnya luar biasa, airnya mengalir tak henti-henti, sangat cocok untuk pertanian. Tinggal SDM pertaniannya yang harus kita genjot, supaya bisa bersaing dengan petani di luar Papua, bahkan mancanegara,” tambah Dedi.
Sementara itu, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, Dr. drh Purwanta, M.Kes mengatakan sebagai UPT dibawah Kementan, pihaknya terus mengawal program Kementan dalam rangka membangun sektor pertanian di Papua Barat.
Pelatihan Kewirausahaan Bagi Petani Milenial yang dilakukan di Kabupaten Sorong kata dia, guna menunjang regenerasi petani milenial yang sudah diambang kritis.
Dia berharap pembekalan materi yang diterima oleh petani milenial dapat menjadi bekal guna kesejahteraan petani dapat tercapai dan peningkatan ekspor pertanian dapat terwujud di Papua Barat.
“Pelatihan Kewirausahaan di kabupaten Sorong merupakan ujud nyata BPPSDMP dalam membina duta petani milenial dan duta petani andalan Papua Barat dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam teknis budidaya khususnya Jagung dan akses pembiayaan melalui KUR,” ungkap Purwanta.