AGRONET — Orientasi Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) terbaik untuk mendukung prioritas kebijakan pembangunan pertanian berbasis ketahanan pangan terus dilakukan.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak seluruh pihak untuk terlibat langsung pada proses pembangunan SDM pertanian Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang semakin pesat.
Menurut Mentan, lembaga pendidikan baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun pendidikan vokasi di bawah naungan Kementan memiliki tanggungjawab yang sama dalam mencetak SDM berkualitas guna memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia.
“Gambaran kita besok itu sebenarnya adalah kekuatan negeri dan bangsa ini ada di sektor pertanian. Kenapa demikian? Sebab kita punya sumber daya alam yang beragam. Dan tentu saja tugas kita ke depan baik bersama Perguruan Tinggi maupun Stakeholder lainya adalah mempersiapkan sumber daya manusianya agar mampu mengolah pertanian sesuai dengan tantangan yang dihadapi,” jelas Mentan.
Dikatakan Mentan, generasi mendatang harus mampu mengoptimalkan semua potensi sumber daya alam Indonesia. Anak muda, kata Mentan harus bisa menjadikan pertanian sebagai sumber penghasilan pokok.”Mereka harus masuk ke sisi on fam dan off fam. “SDM pertanian itu harus segera kita intervensi agar lebih kuat lagi dari hari kemarin. Kita tidak mungkin lagi mengerjakan pertanian dengan alat tradisional. Semua harus mengikuti kondisi yang ada”, tegas Mentan.
Seperti diketahui saat ini sektor pertanian telah menggunakan perlengkapan canggih seperti perangkat data agriculture war room serta deretan alat mesin pertanian berupa traktor remote control dan sarana prasarana lainnya yang sudah dikendalikan dengan internet.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluh dan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menekankan bahwa Kita saat ini meningkatkan peningkatan produktivitas untuk menjaga ketahanan pangan. Dan pengungkit utama dalam produktivitas itu adalah SDM. Oleh karena itu, kualitas SDM pertanian terus kita tingkatkan, salah satunya melalui tindak lanjut kerjasama sekolah vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri.
Dedi menjelaskan bahwa kerjasama yang tercipta dilakukan untuk memberikan dukungan dalam program penguatan kompetensi. “penguatan sinergitas pendidikan Vokasi untuk menghasilkan lulusan politeknik dan SMK-PP sebagai qualified job creator dan qualifield job seeker” ungkapnya.
Sebagai salah satu pelaksana pendidikan tinggi vokasi di Manokwari, Polbangtan Manokwari dibawah komando Purwanta telah bekerjasama dengan beberapa lembaga seperti budidaya tanaman kakao yang bekerjasama dengan Koperasi Ebier Suth Cokran yang merupakan salah satu penghasil kualitas buah kakao terbaik.
Selain itu, Menurut Purwanta pihaknya telah bekerjasama dengan PT Mars dalam pengembangan Teaching Factory (TEFA) komoditas Kakao, khususnya bagi Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan.
“Tak hanya dibidang perkebunan, kami juga telah bekerjasama dengan PT Medion yang bergerak dibidang peternakan dan masih terjalin hingga kini. Hal ini diharapkan supaya Polbangtan Manokwari mampu menjadi sekolah vokasi yang dapat bersaing dengan sekolah vokasi yang ada di barat maupun tengah.” kata purwanta.
Purwanta juga berharap agar kerjasama yang terjalin tidak hanya sekedar memfansilitasi tempat magang dan riset pada perusahaan akan tetapi lembaga kerjasama kedepannya dapat mempertimbangkan bentuk pengabdian Mahasiswa Polbangtan Manokwari pada perusahaan. (bppsdmp kementan/269)