04 April 2020 – Manokwari – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) kembali meluncurkan program stategis pembangunan pertanian. Gerakan Optimalisasi Irigasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Terlebih dalam adanya wabah corona virus (Covid-19), SYL menegaskan bahwa pertanian tidak berhenti.
Manfaat lain dengan adanya optimalisasi irigasi meningkatkan kesejateraan petani dan pengoptimalisasian air di daerah irigasi maupun non-irigasi. Papua Barat menjadikan pertanian sebagai salah satu andalan usaha dan kehidupan masyarakatnya serta mampu menopang kebutuhan pangannya.
Sejalan dengan Kementerian Pertanian (Kementan) mengeluarkan kebijakan dalam pembangunan pertanian 2020 untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern. Salah satunya dengan ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya).
Pertanian sebagai penjamin ketersediaan pangan secara berkelanjutan dan sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang layak, serta menjamin ketersediaan pangan bagi kebutuhan khususnya Papua Barat.
Menteri Pertanian SYL mengamanatkan melalui Permentan RI no 49 Tahun 2019 Tentang Komando Strategis Pembagunan Pertanian disingkat KOSTRATANI, bahwa strategi pembagunan pertanian dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan salah satunya dari pengkoordinasian gerakan pembangunan pertanian melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
Sebagai lembaga pendidikan lingkup Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari memiliki kewajiban untuk bersinergi dengan BPP. Wakil Direktur II Polbangtan Manokwari, Dr. Aswandi menyatakan, “Bentuk kerjasama kami dengan BPP seperti yang hari ini kami lakukan di lahan praktik, kami membuat saluran irigasi sebagai Demonstrasi Plot (demplot) pengairan pertanian.”
Adanya irigasi juga bermanfaat untuk mengantisipasi banjir dilahan pertanian. “Tingginya curah hujan di Manokwari pada awal tahun ini, kami antisipasi dengan optimalisasi irigasi karena ladang tidak seperti sawah yang membutuhkan banyak air,” rinci Aswandi pada Sabtu, 4 April 2020.
Lahan praktik atau yang disebut Teaching Factory (TEFA) Polbangtan Manokwari sebelumnya sudah memiliki irigasi yang baik. Namun, sebagai bentuk antispasi berlebihnya air dilahan maka dilakukan perbaikan saluran irigasi mulai dari perbaikan yang mengalami gangguan (penyumbatan) hingga memperbesar volume saluran air.
Air menjadi faktor penting dalam pengolahan pertanian. Kekurangan air menjadi masalah, kelebihan air juga akan meresahkan, dengan optimalisasi irigasi petani dengan menanam dengan tenang dengan hasil maksimal juga dan tentunya pertanian tidak berhenti meski wabah melanda. (269)