Sesuai dengan arahan Presiden RI untuk menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, Kementerian Pertanian tidak setengah-setengah dalam melakukan pembangunan pertanian. Bahkan, Kementan melakukan pendampingan kepada petani hingga ke pelosok.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan.
“Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional.” tutur Mentan SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembanga Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan, Kementerian Pertanian memiliki tanggung jawab besar untuk menyediakan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia. Menurutnya, ini merupakan tujuan pertama dari pembangunan pertanian.
“Tujuan lainnya adalah peningkatan pendapatan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Dan terakhir peningkatan ekspor komoditas pertanian. Ketiga tujuan ini mustahil berhasil tanpa ditopang oleh SDM yang kompeten,” tuturnya.
Dalam memastikan ilmu pertanian menyentuh semua wilayah yang ada di Papua Barat, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari melakukan pendampingan terhadap masyarakat di pegununungan kampung Kwau Distrik Warmare, Manokwari.
Masyarakat yang memiliki kebiasaan bertani secara tradisional dengan berpindah-pindah menjadikan Polbangtan Manokwari terjun memberikan pengetahuan dan mendampingi masyarakat yang ada disana terkait cara mengolah dan menjaga unsur hara tanah. Sehingga meraka dapat bertani secara menetap.
Samuel Mandacan selaku Sekertari Kampung Kwau yang mendampingi Pegawai Polbangtan Manokwari di Lapangan menyampaikan bahwa pengetahuan masyarakat disini masih kurang tentang pertanian sehingga masyarakat kesulitan mengolah lahan dengan benar.
“Kalau rumput yang tumbuh masih hijau maka kami bertani disana, tapi klw sudah mulai menguning berarti tanah sudah tidak subur lagi sehingga kami harus membuka lahan baru dan memulai bercocok tanam dari awal lagi”. Ungkap Samuel
“Untuk itu kami membutuhkan pendampingan dalam pertanian bukan cuman sekali atau dua kali tetapi berkelanjutan” tambahnya
Mendengar hal tersebut, Latarus Fangohoi yang merupakan salah satu Dosen Polbangtan Manokwari, menghimbau agar masyarakat bertani secara menetap. Karena melihat para petani yang masih didominasi kaum kolotnial sehingga masyarakat diajarkan agar unsur hara yang ada didalam tanah dapat terjaga dengan menggunakan pupuk organik.
“Kami dari Polbangtan Manokwari akan terus mendampingi masyarakat di kampung Kwau hingga bisa mandiri,” ungkap Latarus
“Jika kalian bersungguh-sungguh ingin belajar pertanian, tentu semua ilmu yang kami miliki akan kami transfer. Semua teknik pertanian dari hulu hingga hilir akan kami ajarkan sehingga hasil pertanian tidak hanya sekedar untuk komsumsi namun juga bisa menambah ekonomi keluarga atau bahkan bisa melakukan ekspor kedepan.” Tambahnya
Agar bisa sampai kelokasi harus melewati jalanan menanjak dan berbatu sehingga harus menggunakan transportasi khusus dengan jarak tempuh 2 hingga 3 jam perjalanan.
Salah satu menjadi kendala masyarakat disana yaitu biaya transportasi yang mahal sehingga hasil pertanian hanya untuk dikomsumsi. Oleh karena itu Polbangtan Manokwari memilihkan suatu Komoditi pertanian yang cocok tumbuh di wilayah pegunungan dan memiliki nilai jual yang tinggi salah satunya yaitu tanaman Kopi.