Penataan kelembagaan dalam persiapan menghadapi Rancangan Peraturan Pemerintah Perguruan Tinggi Kementerian Lain (RPP PTKL) yang diusung Kemendikbud Ristek tentang tata kelola perguruang tinggi, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari menggelar Focus Group Discussion (FGD).
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari, di salah satu hotel di Manokwari menghadirkan sejumlah stakeholder dari instansi pemerintah, industri, dan konsultan dalam memberikan masukan melalui analisis SWOT penyusunan Program Studi baru.
Keterlibatan stakeholder bertujuan untuk melihat peluang yang akan diperoleh pada output lulusan. Sebagai penghasil job seeker dan job creator, masukan yang diperoleh dari stakeholder akan berdampak pada profil lulusan untuk dapat terserap didunia usaha maupun dunia industri.
Hal tersebut selaras dengan harapan Kementerian Pertanian kepada petani milenial dan lulusan politeknik pembangunan pertanian. Mereka diharapkan memelihara jiwa kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan global yang mengancam ketahanan pangan nasional.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kehadiran anak muda harus bisa mempertebal harapan rakyat dan memperkuat kesiapan Indonesia menghadapi tantangan global.
Indonesia, kata dia, harus bisa keluar dari zona merah dunia dan cengkeraman krisis lain yang datang silih berganti. Ia percaya, di tangan anak muda masa depan bangsa akan lebih baik lagi. Masa depan pertanian indonesia akan lebih baik. “Pertanian paling siap menghadapi tantangan apapun hari ini, besok, dan yang akan datang,” ungkap Syahrul.
Berlandaskan hal tersebut Polbangtan Manokwari terus melakukan upaya dalam meresonansi lahirnya petani melenial. Oleh sebab itu harapan masyarakat terhadap kehadiran perguruan tinggi vokasi pertanian terus diperjuangkan. Sehingga ditahun 2045, milenial sebagai bonus demografi dapat menjadi pelopor yang menghasilkan kemajuan pada sektor pertanian khususnya di Tanah Papua.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa, untuk mendukung regenerasi petani serta untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian maka BPPSDMP mengoptimalkan peran pendidikan vokasi dengan memberi kesempatan kepada generasi milenial untuk melanjutkan pendidikannya di sektor pertanian dengan biaya ditanggung oleh pemerintah dalam hal ini Kementan.
“Lulusan Polbangtan dan PEPI akan menjadi qualified job seeker dan qualified job creator yang tentunya akan bermanfaat untuk dirinya sendiri, keluarganya, lingkungan sekitar, bangsa dan negara melalui peran aktifnya dalam pembangunan pertanian,” tuturnya.
Polbangtan Manokwari yang memiliki peran penting menyokong pembangunan pertanian di Indonesia timur, diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia Industri.
Pada rancangan prodi baru, Polbangtan Manokwari menjalankan himbauan kemendikbudristek agar setiap PTKL dapat menyiapkan prodi yang spesifik dan tidak dimiliki oleh perguruan tinggi lain.
Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta yang hadir memberikan arahan mengajak para stakeholder untuk membangun kolaborasi bersama dalam rangka penyusunan prodi baru.
“Dengan usulan dari berbagai stakeholder yang hadir secara offline maupun online mengarahkan pada penyusunan bahan baku untuk naskah akademik prodi baru apabila RPP PTKL disahkan,” jelas Purwanta
“Sebagai UPT Kementerian Pertanian di tanah Papua, tentu kita terus berusaha agar dapat terus berkontribusi positif terhadap pembangunan pertanian khususnya selaras dengan tusi kita dalam pengembangan SDM pertanian,”tambahnya
Kontribusi yang dibentuk memberikan dampak secara nyata terhadap tanah Papua untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat