28 Februari 2020 — Mataram — Pendidikan vokasi yang lebih menitiberatkan pada praktik dinilai mampu menarik generasi muda untuk bekiprah menjadi petani milenial. Di samping itu, manajemen pertanian harus ditata lebih baik agar generasi muda berminat terjun dalam usaha pertanian.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Prof. Dedi Nursyamsi, dalam kegiatan Forum Nasional Politeknik Pertanian yang berlangsung di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (28/2). Menurut Dedi Nursyamsi kesan pertanian yang diidentikan dengan lumpur, kotor, dan miskin harus dihilangkan sehingga para milenial tidak gengsi menjadi pelaku usaha pertanian.
Dedi menekankan sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), lembaga pendidikan pertanian harus berperan dalam menumbuhkan pengusaha pertanian milenial. “Syaratnya, manajemen pertaniannya harus bagus. Di sinilah peran pendidikan vokasi dalam menjawab tantangan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta, menambahkan sesuai arahan Mentan SYL peran Politeknik Pertanian sangat penting dalam mendukung program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani). Menurut dia, dalam pencapaian program utama Kementan dituangkan dalam rencana aksi yang implementatif dan terstruktur sehingga antara lain dapat menumbuhkan petani milenial yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan ekspor pertanian.
Saat ini, Kementan memiliki tujuh Politeknik, yaitu Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogyakarta-Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa, Polbangtan Manokwari, dan Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) Serpong. (269/139)
Sumber: https://www.agronet.co.id/detail/indeks/info-agro/4770-Politeknik-Pertanian-Perkuat-Petani-Milenial