Terapkan Prokes Covid-19, Polbangtan Manokwari Mewisuda 77 Lulusan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak seluruh insan pendidikan vokasi di bawah naungan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengoptimalkan pembangunan pertanian di daerah asal masing-masing.
“Sebagai alumni Polbangtan, para lulusan sangat diharapkan untuk membangun bidang pertanian Indonesia agar menjadi pilar utama pembangunan nasional,” jelasnya.
Terkait hal itu, SYL mendorong Polbangtan terus mendorong lulusannya untuk membangun potensi daerah sesuai bidang kompetensinya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa tugas pokok dan fungsi Politeknik Pembangunan Pertanian itu adalah yang pertama menghasilkan alumni yang kualifaid job seeker berarti, harus betul-betul menjadi alumni yang berkualitas.
“Alumni yang mampu alumni yang memiliki kapasitas alumni yang siap diterjunkan di mana saja, di sektor pembangunan pertanian kita produktivitas pendapatan meningkat sehingga kita mendapatkan uang dari sektor pertanian,” ungkap Dedi saat membuka acara wisuda secara virtual.
Dia menyebut, alumni harus siap mulai dari pembibitan, pembenihan, siap terjun di perusahaan-perusahaan pembibitan pembenihan. Ingat bahwa pertanian itu dimulai dari benih, pertanian itu dimulai dari bibit yang bagus, benihnya bagus maka 70 sampai 80 persen pertanian kita berhasil.
“Kalian juga harus mampu menguasai alat-alat mesin pertanian yang saat ini sudah ada, alat alat mesin pertanian mampu mempercepat proses produksi, mampu meningkatkan produktivitas, mampu mengurangi losis, mampu meningkatkan efisiensi faktor produksi dan mampu mengurangi ongkos produksi,” tegas Dedi.
Menurut Dedi, qualified job seeker artinya adalah alumni-alumni politeknik pembangunan pertanian Manokwari yang siap untuk bertempur di seluruh lini pembangun bangunan pertanian. Tugas utama Politeknik pembangunan Pertanian itu, adalah menghasilkan alumni qualifi job creator artinya alumni yang mampu kuat dan juga mampu menciptakan lapangan kerja sendiri, kemudian mampu berwirausaha di sektor pertanian dengan sebaik-baiknya.
“Artinya alumni yang betul-betul mampu untuk menghidupi dirinya sendiri, bahkan menyediakan lapangan kerja untuk untuk sahabatnya untuk keluarganya untuk semua yang ada di sekitarnya, itu baru qualified job creator harus betul-betul berjiwa enterpreneursip yang tinggi, berjiwa wirausaha,” bebernya.
Dia berharap para alumi mampu memanfaatkan pertanian modern guna menjaga kualitas untuk menjamin kontinuitas pertanian.
Salah satu UPT dibawah Kementan yang menghasilkan SDM Pertanian, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari melakukan rapat senat terbuka dalam rangka wisuda sarjana terapan program diploma IV ke-3 tahun akademik 2020/2021 Kamis, (26/8/21) di salah satu hotel di Manokwari.
Dalam rapat senat yang digelar dengan protokol kesehatan Covid-19 ketat itu, sebanyak 77 orang mahasiswa yang terdiri dari Program Studi Perkebunan 53 orang dan Program Studi Peternakan 24 orang.
Direktur Polbangtan Manokwari. Dr. drh. Purwanta, M.Kes mengatakan diusia ke-3 tahun, Polbangtan Manokwari terus berbenah dari semua sisi. Peristiwa wisuda kata dia, tidak sekedar menambah jumlah alumni khususnya Polbangtan atau STPP Manokwari yang saat ini sebanyak 744 alumni.
“Lebih dari itu tentunya adalah bentuk pertanggungjawaban Polbangtan Manokwari kepada para mahasiswa, kemudian tentu kepada keluarga masyarakat dan pemerintah bahwa, Polbangtan Manokwari mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai lembaga pendidikan tinggi dengan sangat baik,” ungkapnya.
Purwanta melaporkan bahwa, rata-rata IPK lulusan 3 tahun terakhir mengalami kenaikan, selama rentang 3 tahun terakhir 2019-2021 berturut-turut IPK 3,28 dan 3,45 dan untuk Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan rata-rata adalah IPK 3,5.
“Demikian pula juga untuk Prodi Penyuluhan Peternakan dan Kesehatan Hewan ini juga mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir, jadi di tahun 2019 IPK rata-rata mahasiswa itu 3,27, di tahun 2021 ini mengalami peningkatan rata-rata menjadi 3,31. Kemudian terkait jumlah lulusan ini juga cenderung meningkat, di 3 tahun terakhir di tahun 2019, 65 kemudian di tahu 2020 64 dan di tahun ini 77,” jelas Purwanta.
Tidak hanya mengalami peningkatan dari sisi IPK dan alumni, sebut Purwanta peningkatan itu juga seiring dengan meningkatnya, kuota mahasiswa baru Polbangtan Manokwari.
“Jika kita cermati animo pendaftar di Polbangtan Manokwari 3 tahun terakhir, juga relatif stabil jadi kalau kita lihat di 2 tahun terakhir ini walaupun situasi pandemi tetap tidak berdampak,” tutur Purwanta.
Kemudian lanjut Purwanta, terkait ketepatan studi dia mengaku, masih perlu perhatian yang serius. Untuk wisuda kali ini, tepat studi bagi mahasiswa yang masuk di 2017 pada prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan dari awalnya 68, yang tepat lulus tahun ini, 52 orang dengan ketepatan studi 76,5 persen.
Selanjutnya, untuk prodi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan dari 36 mahasiswa awalnya, di tahun 2017 yang tepat di wisuda 4 tahun sebanyak 21 orang, sehingga persentasenya 58,3 persen.
“Ini tentu cukup memprihatinkan baik peternakan maupun penyuluhan pertanian, hal ini tentu banyak kendala baik kasus-kasus DO, cuti kuliah karena baik itu sifatnya akademik maupun non-akademik. Sehingga ini menjadi PR kita bersama untuk kita sikapi secara serius, mengingat pendidikan kita ini kan pendidikan paket, sehingga memang idealnya mahasiswa itu di atas 90 persen, bisa tetap studi 4 tahun,” terang Purwanta.
Kaitannya dengan tema wisuda kali ini, Purwanta menyatakan bahwa, program aksi Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM pertanian dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan pertanian, salah satunya adalah penumbuhan 2,5 juta petani milenial. Kemudian pabriknya melalui pendidikan tinggi vokasi di lingkup Kementerian Pertanian dan salah satunya adalah di polbangtan Manokwari.
“Sehingga tentunya melalui tema ini, diharapkan mendorong alumni yang selama ini menuntu pendidikan dan sudah dibekali jiwa agrosociopreneur melalui kegiatan kegiatan kewirausahaan seperti PWMP dan soft skill, tentu dapat mewujudkan kualifikasi job creator di samping juga kualifikasi sebagai job seeker tentu terkait dengan perwujudan 2,5 juta petani milenial tersebut tentu dalam rangka regenerasi pertanian baik itu regenarasi aparatur pertanian maupun regenarasi pelaku utama dalam hal ini adalah petani,” tambah Purwanta.