Kritis dan kreatif, dua hal yang ditekankan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada generasi tani milenial. “Pertanian butuh dukungan dari generasi muda yang fasih mengenai pengelolaan sektor hulu hingga hilir pertanian secara inovatif, kreatif serta berbasis teknologi pertanian”, tegas Mentan SYL.
Menurutnya meski Indonesia dalam kondisi pandemi, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sektor pertanian tetap tumbuh positif. Hingga kuartal keempat Tahun 2020 tercatat 2,59% (y on y). Dari sini lah Menteri SYL terus menyemangati calon-calon petani milenial memperkuat potensi diri dalam sektor pertanian.
Mendukung tercetaknya generasi petani milenial andal, maju, modern dan mandiri, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), lakukan penguatan kurikulum pendidikan pertanian pada Perguruan Tinggi Vokasi Pertanian baik Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) maupun Politeknik Enjinering Pembangunan Pertanian (PEPI).
Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi menyatakan pola pendidikan vokasi berbeda. Untuk itu perlu penguatan salah satunya melalui penguatan kurikulum.
“Pola pendidikan yang mengutamakan praktik dibandingkan teori menjadikan bekal para lulusan Polbangtan maupun PEPI untuk mampu menjadi pekerja profesional maupun sebagai pencipta lapangan kerja,” ungkap Dedi Nursyamsi.
Seperti halnya yang dilakukan Polbangtan Manokwari, meski di masa pandemi kreativitas para mahasiswa tetap ditingkatkan. Bertempat di Aula Polbangtan Manokwari, Kamis (18/2), Mahasiswa diberikan materi Keanekaragaman Budaya sebagi Penyelaras Pendidikan dan Generasi Muda Berkarakter. Kegiatan tidak hanya diberikan dalam bentuk teori namun juga dengan praktikum yang terdiri dari Mata Kuliah Karakter Budaya, Psikologi Sosial, dan Sosiologi Pedesaan.
Dosen Pengampu Mata Kuliah, Afriansyah menyebutkan, “Mahasiswa yang terlibat saat ini menjalani semester satu Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan, serta Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan”, ujarnya.
Menariknya, meski sebagian besar mahasiswa tidak berada di Manokwari, Papua Barat, dengan fasilitas teknologi yang ada, para generasi tani milenial ini mampu menampilkan keahliannya disertai dengan budayanya masing-masing lewat virtual.
Berbagai jenis seni yang ditampilkan oleh para mahasiswa diantaranya menyanyi, menari, puisi serta penayangan video motivasi. Afriansyah pun berharap kegiatan ini mampu memperkuat tali persaudaraan diantara mahasiswa dan sebagai langkah awal kemampuan mengerapkan teknologi yang ada khususnya bidang pertanian. (Humas BPPSDMP/269)