29 Maret 2020 – Manokwari – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan), Prof. Dedi Nursyamsi, menyebutkan, “Virus corona tidak tahan panas matahari, tetapi saat bertani dibawah teriknya sinar matahari protokol kewaspadaan harus tetap dijalankan.”
Hal ini lah yang dilakukan para generasi tani milenial Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari. Dengan mejaga jarak satu dengan lainnya Mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Tingkat I melakukan panen kacang panjang, dilanjutkan dengan pembuatan bokasi, sekaligus menanam kangkung darat atau kangkung cabut, pada Minggu (29/3).
Tenaga Pengajar Polbangtan Manokwari, Immanuel Womsiwo, S.ST., M.I.Kom, “Hanya berkeliling lingkungan kampus Polbangtan, hasil panen kacang panjang habis terjual.” Harapan pun terlontar dari Direkur Polbangtan Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes yang menginginkan proses budidaya tanaman ini terus berlanjut.
“Seperti nama prodi kita, Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, dari modal awal yang ada terus diputar hingga berkembang bahkan bisa setor ke pasar atau rumah makan,” ujar Purwanta. Dalam situasi yang kurang kondusif akibat wabah corona virus, Polbangtan Manokwari tetap melaksanakan panen dengan menjalankan protokol penanganan corona virus.
Pencegahan penyebaran corona virus masih tetap diupayakan. Berbagai protokol penangana corona virus terus tersosialisasi. Lantas perlukah protokol diri saat panen tanaman?
Hindari kerumunan, jaga jarak saat bertani, sempatkan diri terkena sinar matahari pagi, mengkonsumsi makanan bergizi, dan multivitamin. Jika hal tersebut dijalankan, petani tetap sehat, panen tepat waktu, dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.