MANOKWARI – Fokus pengembangan sektor pertanian secara efektif dan berkelanjutan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari menerjunkan Tim Pelaksana Proyek Perubahan melakukan survei Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) untuk memaksimalkan potensi sumberdaya alam pertanian di tanah Papua.
Sebagaimana himbauan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk memaksimalkan potensi dalam negeri. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan memetakan peta potensi produksi pangan terutama untuk menentukan strategi yang tepat dalam menghadapi kondisi perubahan iklim.
“Dalam hal ini, pentinya komitmen bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan akselerasi dan upaya-upaya maksimal dalam pemenuhan pangan nasional seperti sekarang,” Ungkapnya.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bahwa mengetahui potensi wilayah menjadi langkah awal memajukan sektor pertanian terutama di tanah Papua yang subur makmur.
“Kita harus memaksimalkan kekayaan alam di bumi Papua karena pangan lokal berlimpah di negeri kita,” kata Dedi
Kegiatan IPW berlangsung di Kampung Desay, Distrik Prafi, kabupaten Manokwari yang merupakan salah satu lokasi pelaksanaan proyek perubahan yang dirancang untuk mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, sabtu (23/09).
Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta menyampaikan bahwa pelaksanaan proyek perubahan menjadi salah satu langkah yang dilakukan untuk membangun sinergi antara penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).
“Sinergisitas ini diharapkan mampu mengoptimalkan output dan outcome yang dihasilkan dari PkM berbasis riset. Hal ini juga tertuang pada Roadmap di Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (RIPP) Polbangtan Manokwari 2019-2023,” pungkasnya
Lebih lanjut, Purwanta menjelaskan bahwa hasil IPW menunjukan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh petani seperti kurangnya pengetahuan terhadap penggunaan pupuk organik, rendahnya produktivitas dan manajemen budidaya tanaman yang baik (Good Agricultural Practices/GAP).
“Hal tersebut mempengaruhi ketahan pangan nasional yang dapat berdampak pada kenaikan angka stunting. Oleh karena itu, tim pelaksana proyek perubahan akan membuat demplot dan pelatihan di lokasi tersebut berdasarkan hasil-hasil riset dari dosen Polbangtan Manokwari sehingga dapat mengatasi masalah yang terjadi,” ungkapnya