4 Mei 2020, Manokwari – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang tepat pada Sabtu, 2 Mei 2020 mengingatkan dunia pendidikan di Indonesia pada sosok sosok Ki Hadjar Dewantara.
Pahlawan pendidikan itu menyadarkan pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Ia menjadi sosok panutan para pendidik khususnya Tenaga Pendidik Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan).
Di tengah pandemi covid-19 yang melanda Tanah Air, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, Pendidikan Vokasi Pertanian, khususnya Politeknik lingkup BPPSDMP Kementan harus tetap berjalan, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional yang tepat jatuh pada hari ini, Sabtu (2/5) mengingatkan pada sosok Ki Hadjar Dewantara.
Politeknik Vokasi Pertanian Lingkup Kementan yang tersebar di tujuh kota, meski letaknya terpisah oleh ruang dan waktu, namun Ki Hadjar Dewantara tetaplah menjadi teladan bagi tenaga pendidik BPPSDMP Kementan.
Kepala BPPSDMP Kementan, Prof. Dedi Nursyamsi telah menyusun strategi pendidikan lingkup Kementan dengan memantabkan Pendidikan Vokasi Pertanian yang kompetitif mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Vokasi Pendidikan Kementan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari tetap menjalankan kegiatan pendidikan dengan menerapkan protokol pencegahan covid-19.
Tenaga pendidik lingkup Polbangtan Manokwari dengan sigap berbagi ilmu yang dimiliki, seperti Immanuel Womsiwor. Jiwa muda yang penuh semangat selalu mendampingi para generasi muda pertanian untuk mengolah lahan, menebar benih, mememanen, hingga membuat pupuk.
Di sisi lain, dalam bidang peternakan dan kesejahteraan hewan, Direktur Polbangtan Manokwari, Purwanta pun turun langsung mengawal berjalannya pendidikan vokasi di Manokwari. Sosok sederhana nan bersahaja meneladani apa yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara dalam setiap langkahnya.
Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan), Ing Madyo Mangun Karso (di tengah memberi bimbingan), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan).
“Kami selalu berusaha untuk menjadi teladan bagi peserta didik, memberi semangat, dan mendorong para generasi tani milenial untuk terus berkarya,” ujar Purwanta.
Apa yang diteladani Purwanta, berbuah manis. Sore ini, Sabtu (2/5) Purwanta kedatangan sekelompok mahasiswa yang memberinya satu krat telur puyuh. Sederhana memang, namun telur-telur yang diberikan bentuk terima kasih para generasi tani milenial kepada dirinya yang telah dengan sabar membimbing mengembangkan ternak puyuh di Manokwari, Papua Barat.
Budidaya puyuh masih jarang di kota tersebut. Bermula dari telur puyuh fertil yang ditetaskan pada Februari lalu, kini telur-telur tersebut sudah berkembang menjadi induk-induk puyuh yang telah menghasilkan telur.
“Terima kasih telur puyuhnya,” jawaban sederhana yang terlondar dari sang pendidik kepada para mahasiswa.
Immanuel dan Purwanta, hanyalah contoh dari tenaga pendidik lain yang ada di lingkup BPPSDMP Kementan yang terus mendukung para generasi tani milenial untuk bisa menjadi penerus tongkat ekstafet pertanian di Indonesia. (RR/ON)